Minggu, 04 September 2011

MarioTeguhWordPertanyaanmu mengenai siapakah engkau adalah ungkapan keletihanmu dengan pribadi yang belum membanggakanmu itu.


Malam ini saya cek Timeline twitter saya, sudah dari kemarin-kemarin saya ga bisa buka twitter, kayaknya jaringannya lagi bermasalah. Yang buat saya tertohok adalah salah satu tweet om Teguh. Yupz... tepat sekali dengan status saya sekarang.
I feel like doing nothing.
Huff, saya yang nulis aja bosen dengan tulisan saya yang melulu soal ini. Jadi, ga boleh omdo, dimana-mana tuh begitu. Mulai dari hal kecil yang dari dulu belum saya selesai-selesaikan : buat rencana hidup!
Allah ya Kariim...
Ada mahfudzot atau pepatah Arab yang berbunyi kira-kira begini : laa tu'akkhir 'amalaka ilaal ghaddi. Yang artinya : janganlah kamu tunda perbuatanmu sampai besok.
Tuh kan Azka.. open your eyes and looking around.


_beneranlangisuntuk_

Sabtu, 03 September 2011

Tuaphobia

Ini yang saya takutkan : menjadi tua.
U-L-A-N-G T-A-H-U-N...
Entah kenapa saya rada gimanaaa gitu dengar kata itu. Atau memang karena saya yang parno dengan kata-kata itu?

Dulu ketika saya kecil, saya pernah liat infotainment tentang satu artis yang saya lupa namanya, dengan mewah dan meriah menyelenggarakan pesta ulang tahunnya yang kedua puluh kalau tidak salah. Wah kalau ulang tahun itu begitu ya... makan-makan, ucapan selamat, traktiran, kado, dan sebagainya, pokoknya yang heboh-heboh dan bahagia. Pikir saya begitu.
Tapi, kenapa ketika saya ulang tahun, keluarga saya tidak pernah begitu? Memberi kado, mengucapkan selamat, atau menyelenggarakan pesta? Toh pesta kecil-kecilan pun juga tidak apa. Bukankah itu pesta untuk menandakan keberartian kita di mata orang terdekat kita? Dulu, pikir saya begitu. Akhirnya rasa penasaran mendorong saya untuk bertanya guru tercinta saya, Ummi.
"Ummi, kenapa sih ga ngucapin selamat ulang tahun?" tanya saya dulu begitu pada Ummi.
"Islam ga ngajarin yang kaya gitu." tandas Ummi. Jujur, dulu saya sedikit protes. Kenapa bisa begitu?
"Lah kok bisa gitu Mi?"
"Itu sesuatu yang diada-adakan, dalam Islam namanya bid'ah.." jelas Ummi. Saya yang belum kenal kata bid'ah menganggap bahwa itu adalah kata-kata sakral dan memang berbahaya.
"Lah, ngucapin masa ga boleh? Terus kalau ngasih kado?" tanya saya lagi.
"Ngasih kado kan ga mesti hari ulang tahunnya." jawab Ummi. Saya kicep saat itu, masih tidak mengerti.

Ketika saya masuk pondok, saya jadi lebih mengerti akan hal itu. Bahkan di pondok saya, hal seperti merayakan ulang tahun pun masuk pelanggaran bagian keamanan. Bid'ah itu memang rawan sekali, ia menggerogoti amalan kita tanpa disadari hingga menarik kita pelan-pelan masuk neraka. Na'udzubillahi min dzalik. Pantas saja, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir pasti selalu memakai muqoddimah tiap tausiyahnya dengan hadits yang ujung-ujungnya 'inna kullu bid'atin dholalah, wa kulla dholalatin fin naar...' begitu, selalu begitu.

Oke, di sini saya gak ingin membahas soal itu. Saya cuma ingin berbagi tentang ketakutan saya dengan kalimat 'selamat ulang tahun'...
Di satu sisi itu hal yang mengerikan, tapi di sisi lain itu menjadi muhasabah bagi diri saya. Of course mengerikan ketika kita menjadi tua dan kehilangan umur kita. Pada sisi muhasabahnya, karena umur itu mengingatkan kita pada perbuatan kita. Sebanyak apa hal yang sudah kita lakukan untuk ummat, sudah mengupayakan artikah diri kita untuk orang tua kita, sudah mengukir prestasikah kita di mata Rabb kita tercinta : Allah subhanahu wa ta'ala dan sudah mengulas senyumkah baginda Rasul melihat kita?
'Selamat ulang tahun'
Setidaknya sisi positif dari kalimat itu mendobrak saya untuk terus berbenah diri. Setidaknya suatu hari nanti kalimat itu bukanlah satu ketakutan bagi saya tapi justru menjadi sebuah senyum karena saya sudah memberi manfaat pada ummat. Semoga... Aamiin.


-hariharijelangharimendebarkan-